Polo shirt atau kaos polo yang dikenal juga sebagai kaos kerah kini
penggunanya telah massif dan dipakai oleh berbagai kalangan, mulai dari
kalangan menengah ke atas dengan berbagai merek kaos polo yang telah
mendunia dengan harga premium maupun kalangan menengah ke bawah yang
menggunakan polo shirt. Kaos kerah ini pun sering digunakan untuk media
promosi oleh berbagai perusahaan dengan berbagai bidang dengan berbagai
bidang untuk menyampaikan pesan bagi para konsumen mereka.
Dahulu kaos kerah ini hanya digunakan untuk berolahraga, tetapi lain
dengan zaman sekarang, dimana kaos polo telah merambah dunia fashion dan
digunakan dalam berbagai kesempatan. Kegiatan olahraga tentu
membutuhkan pakaian yang menunjang gerak dan performa dalam melakukan
berbagai gerakan, pakaian yang tidak pas untuk olahraga tertentu
pastinya akan menghambat atlit tersebut dalam bergerak. Namun dibalik
trendnya, apakah kalian sudah mengetahui sejarah polo shirt? Pada
artikel kali ini kita akan membahas sejarah polo shirt dan
perkembangannya.
 |
Olahraga Polo |
Kata polo dimulai ketika para pemain olahraga polo. Sebuah olahraga
permainan beregu mirip sepak bola, dimana satu tim beregu menggunakan
kuda sebagai ‘kendaraan’ dan membawa palu bergagang panjang yang
digunakan untuk memukul bola putih kecil dan mencetak gol ke gawang
lawan. Kala itu para pemain olahraga polo ini menggunakan kemeja yang
memiliki bagian lengan panjang serta kancing kerah, serta terbuat dari
bahan yang bernama Oxford-cloth. Ciri khas kemeja berkerah ini lah
kemudian yang menjadi ciri khas kaos polo, apalagi setelah salah satu
pedagang kelontong dan seorang pemain polo asal Argentina memproduksi
pakaian jenis kaos kerah ini dengan membordir logo pemain polo di bagian
dada disetiap kaos kerah tersebut.
 |
Kemeja Berkerah Sebelum Polo |
Setelah itu ada Ralph Lauren yang juga memproduksi kaos kerah ini dan
juga menambahkan logo pemain polo pada pakaian yang ia produksi, dari
situlah istilah kaos polo atau polo shirt kemudian tersebar luas dan
menjadi ciri utama kaos berkerah. Selain dari olahraga polo kaos kerah
ini juga menjadi trend di dunia olahraga tenis, sekitar abad sembilan
belas dan awal-awal abad duapuluh, pakaian olahraga tenis tidaklah
terlalu nyaman, baju lengan panjang yang digulung, terdapat kancing,
lalu celanan flanel serta dasi. Pakaian yang diberinama “tennis whites”
memberikan kesulitan gerak tersendiri juga memberikan ketidaknyamanan
bagi para atlit pemakai pakain ini. Lalu seorang juara Grand Slam (salah
satu kejuaran tenis bergengsi Inggris) memberikan sebuah pencerahan
atas pakaian tenis dan membawa fashion sport ke babak selanjutnya. Orang
itu bernama Rene Lacoste, juara tujuh kali Grand Slam. Dia merancang
sebuah pakaian yang lebih nyaman dan lebih menyenangkan untuk dipakai
dalam olahraga tenis. Jenis kaos ini diberi nama istilah ‘petit pique’,
pakaian ini berwarna putih, lengan pendek, kancing, kantung kecil serta
kerah yang agak panjang (semacam kerah baju khas 80-an) dan bahan yang
nyaman serta tidak kaku, dan sejeni karet di ujung lengan yang
membuatnya tidak mudah tergulung, sehingga tidak menyulitkan dalam
bergerak.
 |
Ralp Lauren Polo |
Lacoste menggunakan kaos kerah pada tahun 1926 di kejuaraan US Open, dan
untuk identitas pakaian ini pada tahun 1927 dan seterusnya Lacoste
menambahkan logo buaya kecil di bagian dada kiri pakaiannya, karena ia
dikenal sebagai ‘the alligator’. Kala itu kaos ini belum diproduksi
massal, namun sejak tahun 1933, Lacoste yang telah pensiun dari tenis
profesional, bekerjasama dengan rekannya mulai memasarkan pakaian dengan
merek Lacoste ke masyarakat luas, tentu dengan identitas khas logo
buaya dibagian kiri kaos kerahnya.
 |
Freed Perry Polo |
Selain nama diatas ada satu lagi nama pemain tenis serta pendiri merek
polo shirt yang terkenal, terutama di dunia fashion dan ikut andil dalam
membuat kaos kerah menjadi trend di dunia fashon, ia adalah Fred Perry,
salah seorang pemain tenis yang disebut sebagai salah satu dari enam
pemain tenis terbesar sepanjang sejarah. Selain itu Perry juga seorang
pemain tenis meja dan penemu sweatband. Dengan kesuksesannya sebagai
pemain tenis, Perry pada tahun 1940 didekati oleh seorang pemain
football Australia bernama Tibby Wegner, mereka kemudiaan memproduksi
kaos kerah dengan ciri yang sama seperti yang telah dijelaskan diatas
dan menjadi sebuah pakaian olahraga yang sangat sukses. Kini merek Fred
Perry dimiliki oleh perusahaan Jepang dan telah menjadi salah satu ikon
fashion untuk polo shirt.
Trend polo shirt ini sangat baik untuk dimanfaatkan bagi para pelaku
konveksi kaos, selain telah menjadi trend dan dikenal di masyarakat
umum. Beberapa bahan yang bisa digunakan untuk jenis polo shirt ini
antara lain kain combed, carded, dan lacoste. Beberapa elemen tambahan
yang bisa ditambahakan pada pakaian ini antara lain kantung kecil di
bagian dada, atau sablonan serta bordir logo atau teks yang bisa
diletakkan di bagian dada atau punggung. Demikian mengenai sejarah kaos
polo atau kaos kerah dan juga perkembangannya, semoga bisa bermanfaat
dan juga menambah wawasan semuanya.
Komentar
Posting Komentar